Resensi Buku AL Fatih
RESENSI BUKU
PENULIS : FELIX Y. SIAUW
PENYUNTING : SALMAN ISKANDAR
PENERBIT : AL-FATIH PRESS
TEBAL BUKU :
XXVI + 320 halaman
ISBN : 978-602-17997-0-3
Sinopsis Muhammad Al Fatih
Novel
ini menceritakan seorang pemimpin yang telah di isyaratkan oleh Nabi MUHAMMAD S.
A. W. Dari lisannya.‘’Sungguh, Konstatinopel akan ditaklukan oleh kalian. Maka
sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan
yang menaklukannya’’(HR-Ahmad).
Pemuda
itu adalah Mehmed II atau AL- Fatih yang dilahirkan pada 29 Maret 1432 di
Edirne. Mehmed II adalah anak ke tiga Sultan Murad II. Mehmed tidak pernah
diperkirakan siapa pun untuk menjadi pengganti Murad II menjadi sultan. Semenjak
umur 2 tahun mehmed sudah dikirim ayah nya untuk pergi ke sebuah kota tempat
mempelajari pemerintah bagi keluarga kesultanan. Murad II memang menekan kan
pendidikan sejak usia dini bagi anak-anak nya, untuk menjadi ghazi-ghazi yang
terbaik serta mewujudkan impian pendahulu nya.
Ketika
berumur 6 tahun, Mehmed II diangkat menjadi gubernur Amasya menyusul kematian
tiba tiba kakak nya Ahmed. Setelah 2 tahun memimpin Amasya, Mehmed bertukar
tempat dengan Ali untuk memimpin Manisa. Namun malang Ali bin Murad terbunuh
oleh lelaki Turki yang kemungkinan adalah kaki tangan Byzantium. Semenjak
kematian Ali yang juga anak kesayangan Murad, membuat Murad sangat terpukul.
Maka harapan terakhirnya tertumpu pada anak terakhirnya ini, sehingga mehmed
dipangil kembali ke Edirne, untuk dididik secara khusus dan mempersiapkan
menjadi pengganti dirinya. Tetapi semenjak di manisa mehmed sudah selalu
dikelilingi oleh ulama-ulama terbaik pada zamannya dan mempelajari berbagai
disiplin ilmu, baik ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, tsaqafah islam dan
juga ilmu fiqih maupun ilmu lainnya seperti bahasa, astronomi, matematika,
kimia, fisika dan teknik perang. Tetapi karena sifat mehmed yang keras dan
melakukan hal yang tidak biasa membuat beberapa ulama mengaku sulit untuk mengendalikannya,
watak ini diketahui oleh ayahnya sehingga ayah nya mengutus syaikh pengajar
yang paling bagus pada zaman itu yaitu Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq
Syamsuddin. Karena usaha kedua syaikh ini dan rahmat ALLAH S.W.T mehmed memiliki
mental seorang penakluk yang seuai yang diisyaratkan oleh rassul.
Ketika
umur 12 mehmed diangkat menjadi sultan. Karena murad II ingin memastikan
anaknya dapat menjalankan tugas nya dengan baik, tetapi hal ini membuat
tantangan terbesar kaum muslim karena mletus nya perang salib. Sehingga Murad
harus kembali memegang kendali penuh kesultanan, dan Murad II berhasil
memenangkan pertempuran ini dan kembali menyerahkan tahta kesultanan kepada
Mehmed. Setelah keadaan stabil mehmed membuat banyak perubahan yang terbilang
belum signifikan. Karena Mehmed salah perhitungan. Halil Pasha mensabotase
untuk menjadikan Murad II naik tahta lagi. Usaha Halil Pasha berhasil, sehingga
mehmed dengan kondisi terhina dijadikan menjadi seorang gubernur lagi di
manisa. Dalam kurun 2 tahun Mehmed membenahi kekurangan dan kelemahannya. Pada
oktober 1448, dia menemani ayah nya untuk memerangi pasukan Hungaria di Kosovo.
Pasca Kosovo Mehmed selalu tampil dalam ekspedisi maupun pertempuran yang
dilancarkan Murad II, seolah sebagai bekal akhir dari sang ayah sebelum menutup
usia. Pada februari 1451 Murad II
menutup usia nya dengan meninggal kan kekuasaan yang besar, pasukan, dan
prinsip seorang ghazi. Tepat pada 18 Februari 1451 Mehmed menaikki tahta
kesultanan dengan rasa haru, berkabung, berselimutkan kesedihan. Pada saat itu
Mehmed berusia 19 tahun sehingga naik nya Mehmed dianggap remeh dan di lihat sebelah
mata oleh dunia barat, Konstatinopel maupun eropa. Tepat pada 6 April1453 di
hari jum’at, setelah mengimami shalat jumat, Mehmed memulai serangan untuk
pertama kali nya setelah merencakan strategi yang sangat matang. Tetapi ujian
selalu datang kepada pasukan Mehmed, dari segi tembok yg belum bisa di tembus,
teluk tanduk emas yg belum bisa diterobos, selang waktu tembakan dari meriam nya,
retaknya sisi meriam terbesar Mehmed, turunnya moral pasukan turki. Tetapi dengan
berjalnnya waktu, doa dan ibadah yang selalu dipanjatkan terus menerus dan
kegigihan serta berjuang keras semua ujian itu bisa dilewati dengan seizinNYA.
Tidak hanya mengandal kan meriam terbesar nya saja, tetapi Mehmed membuat
strategi serangan dari bawah tanah juga. Lika liku medan peperangan berhasil
ditaklukan dengan kesabaran dan kerja keras. Tepat pada 29 mei 1453, bertanda
berakhirnya peperangan tersebut dengan ditandai dengan jatuh nya konstatinopel
di tangan pasukan muslim, serta moment ini membuktikan kebenaran dari bisyarah
NABI MUHAMMAD S.A.W.
Kelebihan dari Novel ini:
Novel
ini menceritakan dengan terperincidan detail, Selalu mencantum kan bukti
sejarah dari berbagai teks zaman itu, Menampil kan ayat-ayat Al-qur’an yang
berkaitan dengan peristiwa ini, Menampilkan hadist Nabi yang terbukti
kebenarannya, Membangkitkan rasa ingin tahu yang berkelanjutan serta memahami
Islam dari segi Jihad Fii Shabilillah.
Kekurangan dari novel ini:
Terdapat informasi yang
diulang, Gambar ilustrasi yang kurang menarik, kurang mengena didalam pikiran
pembaca, Alur cerita yang masih rumit dipahami untuk pembaca pemula
Kesimpulan
Dari berbagai sumber
yang saya baca untuk mendapatkan sejarah peradapan kaum muslim Turki, Novel ini
menjadi salah satu sumber kuat untuk mengetahui peradaban kaum muslim Turki
dalam menghadapi kaum Byzantium. Serta buku ini juga menampilkan bagaimana cara
menjadi pemipin yang berAkhlak mulia, bekerja keras, gigih,dan tak mudah putus
asa. Saya sangat merekomendasikan kepada para pembaca yang ingin mengetahui
peradaban muslim Turki maupun hancurnya era kekuasaan Byzantium pada tahun
1453. Semoga dengan resensi yang saya buat ini, pembaca dapat meninjau serta
menilai apakah buku itu layak atau tidak nya menjadi buku bacaan yang baik.
‘’Nuun Walqalami
Wamaa Yasthurun’’
Komentar
Posting Komentar